Selasa, 24 Maret 2009



Temuan Jobong “GENTONG RAKSASA”



Ditulis oleh BP3 Jawa Timur
Pada 1 Maret 2007 di Desa Randubango, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto dihebohkan dengan temuan sumur jobong oleh para pekerja PT Intisel yang menggarap proyek tower seluler di lahan sawah milik Bapak Jami’an (48 tahun) yang disewa PT Primasel untuk tempat tiang pancang tower seluler. Penemuan barang kuno tersebut cukup menggegerkan masyarakat yang menyebutnya sebagai gentong raksasa.

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan Wilayah Kerja Provinsi Jawa Timur (BP3 Jatim) sebagai instansi yang berwenang terhadap pelestarian benda cagar budaya telah melakukan peninjauan atas temuan tersebut. Hasil dari penelitian itu diketahui bahwa sumur jobong tersebut berbahan terakota (tanah liat yang dibakar) terdiri dari beberapa tingkat jobong, yang sudah tampak tujuh buah tingkat dan di atasnya ditutup dengan semacam jambangan terbalik. Sumur jobong yang sudah tampak berukuran tinggi 180 cm dan diameter antara 70 cm – 80 cm yang di dalamnya berisi tanah padat.

Kondisi sumur jobong tersebut sebagian telah pecah, khususnya bagian jambangan yang digunakan sebagai tutup dan bagian dinding jobong sudah retak-retak. Konteks temuan sumur jobong berada ± 50 cm di bawah permukaan tanah sekitar dan pada jarak ± 100 m di sebelah timur lokasi temuan terdapat gundukan tanah yang disebut gumuk, yang di dalamnya terdapat sebuah batu dakon.
Berdasarkan kajian literatur dan artefaktual, sumur jobong juga banyak ditemukan di daerah Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto sebagai bekas ibu kota Kerajaan Majapahit (abad XIII–XV M). Dari hasil penelitian pada situs-situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan diketahui ada tiga sistem penempatan sumur, yaitu:
Sumur di serambi muka bangunan candi, mungkin sumur ini sakral terbuat dari bata berdenah segi empat.
Sumur yang dibuat di lingkungan pemukiman penduduk berbentuk bulat terbuat dari susunan bata dan jobong terakota.
Sumur yang dibuat di pesawahan, umumnya berbentuk bulat terbuat dari jobong terakota. Dengan demikian diperkirakan temuan sumur jobong tersebut berasal dari masa Majapahit dan merupakan sumur yang dibuat di daerah persawahan.
Sebagian dari temuan sumur jobong telah ditampakkan setinggi 180 cm sehingga dikawatirkan roboh karena tidak ada tanah penahannya. Oleh karena itu, untuk kepentingan penelitian dan pengamanan sebagian dari temuan sumur jobong telah simpan di Kantor BP3 Jatim di Trowulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas Kunjungannya. Silahkan tinggalkan pesan anda.