Kamis, 19 Maret 2009

Di Jiwamu aku bernafas

Di jiwamu aku bernafas

Aku tidak ingin dipuji
Lewat setuja puisi yang memikat hati
Aku tidak mengatakan cinta dengan puisi
Karena aku takut puisi ini bisa melukai hati
Dan mencederai kembali traumamu selama ini

Bukan sebuah ajang untuk mencari simpati
Apalagi mengumbar kebualan sejati
Namun yang aku inginkan hanya kau mengerti
Aku tidak mengajarimu sebuah kata hati

Mencintaimu berangkat dari ketulusan
Melahirkan sebuah kasih sayang yang agung
Menerima segala yang ada pada dirimu
Dengan kacamata cinta yang sakral
Sebab dijiwamu aku bernafas

Dibalik mataku aku berucap
Dibalik kulitku aku simpan
Dibalik tulang sumsumku aku berikrar
Berharap tak ada lagi kata-kata yang nisbi
Tak ada lagi sajak-sajak yang merajam hati

Yang ada hanya kasih sayang abadi
Yang ada hanya ketulusan dan kejujuran hati
Yang ada hanya keikhlasan dan kerinduan insani
Yang ada hanya aplikasi cinta dalam kehidupan kita ini

Aku mencintaimu bukan karena kemolekan tubuhmu
Bukan pula karena predikatmu sebagai hartawan
Bukan pula garasimu ada sebuah mobil sedan
Yang berdekatan dengan tempat jemuran


Mojokerto, February 4, 2008
Dalam perenungan kataku yang melukai
Praktisi Waluya Reiki
+6285655467993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas Kunjungannya. Silahkan tinggalkan pesan anda.